Cerita Sex Aku Kewalahan Menghadapi Permainannya

Cerita Sex Aku Kewalahan Menghadapi Permainannya


Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Aku Kewalahan Menghadapi Permainannya - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017


Saya terbangun karena merasa ada yang mengelus-elus payudara saya, dia sedang memandangi saya sambil mengelus-elus payudara saya,

"Udah pagi ya mas" kata saya setengah ngantuk.

"Belum. Baru jam 5, masih bisa satu ronde lagi ya Nis" jawabnya.

Luar biasa dia ini, gak ada puasnya menyetubuhi saya. Saya dipeluknya dan bibir saya diciumnya, saya membalas memeluknya. penisnya mulai saya remas-remas sehingga terasa kembali mengeras. Terus saja saya remas-remas sampai jadi keras sekali. Dia sudah siap menyodok vagina saya lagi. Saya bangun dan mulai mengisap batang penisnya. Dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses vagina saya. Vagina saya dijilatinya, saya mengangkangkan paha saya sehingga dia bisa menjilati klitoris saya. Isepan saya menjadi melemah karena serangan fajarnya di vagina saya.


"Mas , subuh subuh gini udah ngasih kenikmatan lagi buat Nisa" kata saya sambil mengocok-ngocok penisnya.

"Mas, Nisa udah napsu banget, dimasukin lagi dong mas" pinta saya.

Dia juga sudah sangat bernafsu juga, segera saya ditelentangkan, dinaiki dan penisnya ditancapkan lagi ke vagina saya, kemudian mulai disentakkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh penisnya sudah menancap kembali di vagina saya, enjotannya tambah cepat dan keras.

"Enak banget mas" erangku.

Dia terus saja menggenjot vagina saya dengan penisnya. Akhirnya kembali saya mengejang keenakan,


"Mas , Nisa nyampe mas. Mas pinter amat sih nyodok memek Nisa, sebentar aja Nisa udah nyampe" lenguh saya.

Dia terus saja mengenjotkan penisnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot vagina saya dengan penisnya sampe akhirnya saya nyampe lagi,

"Mas Nisa nyampe lagi mas, mas lama banget sih keluarnya, Nisa udah lemes banget mas" erangku.

Dia terus saja mengenjot vagina saya sampe akhirnya,

"Nis, aku mau keluar…"

Dia menancapkan penisnya dalam-dalam di vagina saya dan terasa semburan spermanya di vagina saya.


"Nikmat banget ngentotin kamu Nis, vagina kamu bisa kedutan, rasanya kaya diemut sama mulut kamu" katanya.

Kemudian dia mencabut penisnya dari vagina saya dan berbaring disebelah saya.

"Nis, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita main semalem lagi" katanya.

"Dimana mas?"

"Ya ditempatku lah. Kalo nginep semalem lagi kan mencolok, kelihatan sama temenku"

Saya hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu saya mengiktui training dengan lesu, maklum aja semaleman “dihajar” sampai klimaks berkali-kali, pastinya ngantuk dan lemes. Presentasi kelompok diskusi saya, saya hanya terdiam saja menjadi pendengar. Selesai training, saya ikut mobilnya. Di perjalanan kami mengisi perut dulu karena memang sudah waktunya, setelah itu baru ke apartmentnya. Saya duduk disofa. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt, badannya masih tegap. Dia mengambilkan saya soft drink dingin, lalu membukakan untuk saya. Saya meminumnya.


"Mau mandi yang?” tanyanya sambil memeluk saya.

Saya diciumnya, tangannya segera meremas-remas payudara saya kembali. Nafsunya bukan main. Segera saya ditelanjanginya, payudara saya diciuminya dan puting saya diemut-emutnya, segera saja pentil saya mengeras. Tangannya segera saja mengiliki klitoris saya, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

"Mas, kok napsu banget sih sama Nisa?" tanya saya.

"Abis ngentot sama kamu nikmat banget sih" jawabnya.

"Nisa kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kontol mas" jawabku.

Kemudian dia melepas celana dan t-shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. penisnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk di ubin didepan saya, kaki saya dikangkangkannya. Badan saya diseretnya sehingga saya setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek vagina saya dari atas ke bawah. Klitoris saya menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, lalu dijilati lagi.

"Mas , enak banget mas… terus mas…" erangku.

Dia terus menjilati klitoris saya sampai saya mencapai klimaks.

"Aaakhh mas… belum dientot Nisa udah nyampe, mas lihai banget deh makan vagina Nisa" kata saya.


Dia berdiri, saya ditariknya supaya duduk. penisnya tepat ada didepan muka saya, segera saja saya genggam dan saya emut kepalanya. Mulut saya mulai mengeluar-masukkan penisnya sambil batangnya saya kocok-kocok dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan penisnya pelan dimulut saya seperti sedang mengentoti mulut saya.

Beberapa saat kemudian, dia berbaring di sofa, saya segera menaiki badannya dan menancapkan penisnya di vagina saya, saya sentakkan badan saya kebawah dengan keras sehingga sebentar saja penisnya udah menancap semua di vagina saya. Saya naik turunkan pantat saya dengan cepat sehingga penisnya terkocok oleh vagina saya dengan cepat juga.

"Aakhhh… nikmat banget Nis…" erangnya.

Saya merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badan saya sehingga saya berhenti mengenjot. penisnya dikeluarkan dari vagina saya, saya disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali penisnya ditancapkan ke vagina saya dari belakang. Bleesss… penisnya langsung saja menancap semuanya ke vagina saya.

"Aaakhh… nikmatnya…" kali ini saya yang menggerang.


Dia langsung mengenjot vagina saya dengan cepat dan keras. Terasa sekali penisnya menggesek vagina saya, kalau dienjotkan dengan keras terasa penisnya menancap dalam sekali di vagina saya. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba-tiba…

"Aaakhh… mas, Nisa nyampe, mas…"

Kenikmatan saya meledak juga akhirnya. DIa terus saja mengenjotkan penisnya keluar masuk dengan cepat sampai akhirnya kembali dia ngecrot.

"Nis, aku keluar… nikmat banget rasanya Nis…" terasa kembali spermanya membanjiri vagina saya.

"Mas, Nisa lemes banget mas, baru sampe apartement udah dientot lagi. Mas gak ada matinya ya…" kata saya sambil tersenyum.

"Ya udah kita mandi terus tidur, besok pagi kita main lagi ya" jawabnya sambil masuk ke kamar mandi.

Saya berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliran saya mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, saya berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian saya tertidur.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2017, Cerita Mesum terbaru 2017, Cerita Dewasa Terbaru 2017, Dan Lain-lain.

Read more

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017


Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Saya mempunyai seorang kakak ipar yang bisa dikatakatan cantik dan seksi. Tubuhnya masih bagus walaupun sudah punya anak dua. Wajahnya putih mirip orang arab. Suaminya, yaitu abang saya bekerja sebagai auditor di sebuah perusahaan terkemuka di Jakarta. Dan karena pekerjaannya suaminya sering sekali keluar kota, kadang-kadang sampai seminggu. Oleh karena khawatir, saya selalu pergi ke rumah kakak ipar saya.

Disana saya tidak melakukan apa-apa, cuma kadang-kadang saya mengambil kesempatan melirik atau melihat gerak-gerik kakak ipar saya ini. Kadang-kadang kakak ipar saya meyadari perbuatan saya ini. Tapi dia mungkin merasa biasa saja mengingat saya adalah adik iparnya. Bagaimanapun saya tak pernah melakukan perbuatan tak senonoh di rumah abang saya ini. Cuma sekali-sekali bila ada kesempatan saya sengaja menyenggolkan badan saya ke badan kakak ipar saya saat berpapasan. Kak Dilla pura-pura tak tahu dengan perlakuan saya ini. Hal itu membuat nafsu saya makin menjadi-jadi untuk melakukan sesuatu yang lebih lagi.

Saya selalu membayangkan bisa menikmati tubuh montoknya. Saya selalu memikirkan bagaimana merencanakan untuk melaksanakan niat jahat saya ini, tapi semuanya tak pernah kesampaian. Pada hari lebaran kami semua pulang kampung di Jawa Timur. Saya pulang ke rumah nenek saya. Karena tidak mempunyai mobil, saya pulang naik bis sedangkan abang serta kakak ipar saya pulang dengan mobil mereka. Kami akan berada disana sekitar 2 minggu. Yang menarik untuk saya adalah, saya mendapat berita gembira untuk melaksanakan rencana saya. Ketika mau pulang ke Jakarta minggu depan, abang saya menelpon saya bahwa dia terpaksa pergi ke luar kota selama seminggu karena ada urusan pekerjaan. Jadi dia meminta tolong saya untuk pulang bersama kak Dilla naik bis.

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Mengingat orang-orang sudah kembali ke Jakarta, maka saya tidak mempunyai masalah untuk membeli tiket. Saya membeli tiket dengan tempat duduk yang terletak di belakang sekali karena saya mau melaksanakan misi jahat saya dengan kakak ipar saya. Bis akan bertolak pada pukul 9 malam dan akan sampai keesokan subuh. Jadi banyak waktu dan hal yang bisa saya lakukan.

Waktunya sudah tiba, kami pun bertolak ke Jakarta. Saya lihat kakak saya memakai dress. Ini memudahkan pekerjaan saya untuk merabanya. Dalam 2 jam pertama perjalanan saya mengambil kesempatan mengobrol dengan kak Dilla. Kadang-kadang saya membuat lawakan bodoh yang membuat kak Dilla tertawa. Saya juga cukup berani dalam membuat lelucon sambil tangan saya mencubit pahanya. Kak Dilla pura-pura tak tahu saja.

Setelah beberapa jam perjalanan, bis pun mematikan lampunya menjadikan keadaan didalam bis cukup gelap. Saya dapat melihat dalam keadaan samar, kak Dilla sudah mula mengantuk. Saya mengambil kesempatan ini dengan mengatakan dia boleh bersandar di bahu saya kalau mau tidur. Kak Dilla hanya tersenyum saja dan merebahkan kepalanya di bahu saya. Saya hanya membiarkan kak Dilla tidur sebentar sebelum saya melaksanakan misi saya.

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Setelah melihat kak Dilla tertidur, saya mulai tak dapat mengawal nafsu saya yang sudah memuncak ini. Saya dengan perlahan-lahan mencium bibir kak Dilla. Tiba-tiba kak Dilla terjaga karena perbuatan saya ini. Saya mengatakan bahwa saya hanya ingin menciumnya saja. Kak Dilla tidak protes, tapi dia mengatakan dia takut orang lain melihat. Jawaban yang diberikan cukup meyakinkan saya bahwa kak Dilla telah memberi lampu hijau kepada saya. Tanpa berkata banyak, saya terus mencium bibir kak Dilla dengan rakus sekali. Kak Dilla coba menolak tapi lama kelamaan dia pasrah dan membiarkannya saja.

Saya dengan cepat meremas kedua buah dadanya dan setelah itu tangan kanan saya menyibak bajunya lalu menggosok vaginanya. Setelah agak lama, saya menanggalkan branya dan menyibak dress-nya ke atas lalu menghisap payudaranya. Kak Dilla mendesah keenakan. Setelah itu saya terus menurunkan wajah saya kebawah lagi, saya menjilat vagina kak Dilla yang tembem itu. Dengan rakus saya menjilat liang kemaluannya, saya lihat matanya terpejam rapat sambil tangannya menekan kepala saya dengan kuat ke vaginanya.

Saya jilat dari tepi liang vaginanya sampai kedalam vaginanya. Saya juga menjilat klitorisnya sampai membuat kak Dilla menggeliat keenakan. Sampai ke suatu saat saya rasakan vaginanya basah karena kenkmatan yang tak terhingga. Setelah itu saya mengeluarkan batang kemaluan saya yang agak besar dan menarik kepala kak Dilla kebawah. Kak Dilla seperti tau kehendak saya, dan tanpa basa basi langsung menghisap batang saya itu. Karena batang saya agak besar, saya lihat kak Dilla sesekali sesak nafas.

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Hisapan dan jilatan yang luar biasa dari kakak ipar saya ini membuat saya bergairah dan hilang arah seketika. Sehingga tiba saat nafsu saya memuncak, saya menekan kepala kak Dilla kebawah sehingga batang saya masuk sampai ke tenggorokanknya dan saya lalu memuncratkan air mani saya kedalam mulutnya. Air mani saya memenuhi mulut kak Dilla. Saya lihat kak Dilla menelan saja air mani saya. Setelah itu saya kelelahan dan kami berpelukan tanda kepuasan tak terhingga.

Namun ini hanya permulaan dari rencana saya. Saya masih belum menjelajahi vagina kakak ipar saya dengan batang besar saya ini. Rencana saya selanjutnya adalah saat sudah sampai ke rumahnya besok pagi, mengingat rumah kak Dilla tidak ada orang karena suaminya ke luar kota dan anaknya masih di kampung bersama nenek mereka. Jadi bila sudah sampai ke rumah kak Dilla, saya berjanji pada diri saya akan menggenjot dan menelanjangi tubuh kakak ipar saya sepuas-puasnya tanpa ada yang menghalangi.

Cerita Sex Didalam Bis Bersama Kakak Ipar

Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2017, Cerita Mesum terbaru 2017, Cerita Dewasa Terbaru 2017, Dan Lain-lain.


Read more

Cerita Sex Aku Menikmatinya Walaupun Terpaksa

Cerita Sex Aku Menikmatinya Walaupun Terpaksa


Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Aku Menikmatinya Walaupun Terpaksa - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017


Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Melinda. Selama beberapa hari Melinda menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Melinda mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Melinda merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Melinda menolak ajakan suaminya itu.

Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Melinda. Melinda, 31 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Melinda adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Melinda untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Melinda selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Melinda yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Melinda. Dan nilai lebih dari Melinda adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.

Pagi itu di restoran hotel, ketika Melinda sedang makan pagi..

"Hei…", terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Melinda.

"Hei, Asti.. Ardi.. Pak Ferdy..", sahut Melinda senang ketika melihat mereka bertiga.

"Mana suamimu?", tanya Asti. "Sedang ke Lombok dengan anak-anak", jawab Melinda.

"Duduklah di sini, temani aku makan..", kata Melinda.



Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Asti dan Ardi adalah teman bisnis suami Melinda di Jakarta, sedangkan Ferdy adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Melinda. Ferdy dikenalkan kepada keluarga Melinda oleh Asti dan Ardi dulunya.

"Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik", ajak Ardi kepada Melinda.

"Entahlah..", kata Melinda.

"Loh kenapa? Ayolah Bu Melinda, kita sekali-sekali bergembira bersama", kata Ferdy ikut menyela sambil tersenyum menatap Melinda.

"Ikutlah, Melinda.. Masa cuma aku seorang ceweknya..", kata Asti.

"Baiklah kalau begitu.. Aku ikut", kata Melinda sambil tersenyum.

"Kamu tinggal di kamar berapa?", tanya Ardi kepada Melinda.

"Aku di suite room..", kata Melinda sambil menyebutkan nomor kamarnya.

"Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..", kata Asti sambil menyebutkan nomor kamar mereka.

"Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?", tanya Melinda.

"Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..", kata Ardi.

"Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door?", kata Melinda kepada Asti.

"Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..", kata Asti girang.

"Oke deh, Melinda.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?', ujar Ardi.

"Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..", kata Ardi lagi.

"Baiklah. Kalian pada mau kemana?", tanya Melinda.



"Kami ada keperluan dulu. Bye..", kata Asti sambil bangkit diikuti Ardi dan Andi, lalu mereka pergi.

Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Melinda berangkat dengan mereka ke diskotik.

"Kita minum dulu deh biar hangat", kata Ardi sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Melinda.

"Okay.. Siapa takut..", kata Melinda sambil meneguk minumannya.

"Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.", kata Melinda kepada Ardi.

Ardipun segera menuang lagi minuman ke gelas Melinda yang sudah kosong.

"Jangan terlalu banyak, Melinda.. Nanti kamu jadi hot, loh..", kata Asti sambil tertawa.

Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.

"Turun, yuk..", ajak Ferdy kepada Melinda.

"Ayo..", kata Melinda sambil bangkit.

Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Asti dan Ardi serta Melinda dan Ferdy melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Melinda dan Ferdy saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.

"Mmhh..", Melinda mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Ferdy.



Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Melinda yang tinggi, puting susu Melinda mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Ferdy. Gairah Melinda bangkit karenanya. Tapi Melinda masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Melinda benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.

"Kita ngobrol di kamar saja, yuk?", kata Ardi.

"Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya", kata Melinda sambil berlalu menuju kamarnya.

Sementara Asti, Ardi dan Ferdy masih duduk-duduk di lobby.

Sesampainya di kamar, Melinda segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.

"Ah, masih pada di bawah barangkali..", pikir Melinda sambil merebahkan badannya di ranjang.

Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Melinda memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.

"Hei.. Sorry kami kelamaan..", suara Asti yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Melinda yang baru saja memakai kimono.

"Ardi dan Ferdy di ruang tengah..", kata Asti lagi sambil agak sempoyongan.

"Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..", kata Asti lagi.

"Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?", bisik hati Melinda.

"Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi", terdengar suara Ardi memanggil.



Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Ardi.

"Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..", hati Melinda berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.

Terasa oleh Melinda buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..

"Aku akan hirup udara segar dulu..", kata Melinda sambil bangkit agak terhuyung menuju teras.

Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.

"Ohh..", tiba-tiba terdengar suara Ardi mendesah keras dari dalam.

Melinda segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.

"Oh my God!", batin Melinda ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.



Di depan matanya, Melinda melihat bagaimana Asti berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok penis Ardi yang sudah tegak. Celana Ardi hanya dibuka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.

"Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!", kata Ardi kepada Asti.

Dengan serta merta Asti menurunkan kepalanya, lalu dengan segera penis Ardi sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.

"Ooh..", desah Ardi ketika lidah Asti menjilati kepala penisnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Asti.

"Apa yang harus aku lakukan?", batin Melinda ketika melihat penis Ardi yang basah di jilat dan dihisap mulut Asti.

Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Asti dan Ardi. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Melinda ketika Ferdy menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Ferdy menyusuri kaki Melinda dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Melinda yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..

"Hei! Pak Ferdy ngapain?!", kata Melinda kaget sambil menepis tangan Ferdy dari pantatnya.

"Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..", kata Ferdy sambil mendekati Melinda.

Melinda segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Asti dan Ardi yang sedang asyik melakukan oral seks. Asti dan Ardi sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Melinda melintas. Di dalam kamarnya Melinda masih bingung dan teringat akan oral seks Asti dan Ardi serta perlakuan Ferdy kepadanya. Sebetulnya gairah Melinda sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.

"Ada apa, Melinda?", tiba-tiba Asti masuk kamar dan menghampiri Melinda yang masih berdiri.

"Entahlah.. Aku.. Aku aku tak tahu..", kata Melinda sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.

Tapi ketika Melinda akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Asti memeluknya dari belakang hingga Melinda tidak jadi memakai Bra tersebut.

"Ayolah Melinda, kita nikmati malam ini..", bisik Asti ke telinga Melinda.

"Mmhh..", desah Melinda ketika tangan Asti mengusap seluruh badannya.

Usapan dan belaian tangan Asti kembali mengobarkan gairah Melinda yang sempat surut.

"Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?", bisik Asti lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Melinda dari belakang.

"Ohh..", desah Melinda sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Asti ketika memainkan dan memelintir puting susunya.

"Mmhh.. Ohh..", desah Melinda makin keras ketika lidah dan bibir Asti menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Melinda.

"Nikmati saja malam ini..", bisik Asti sambil membalikan badan Melinda dan merebahkannya di ranjang.

"Oww..", jerit lirih Melinda ketika lidah dan bibir Asti menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.

"Astiihh.. Oohhsshh..", jerit Melinda makin keras ketika jari Asti masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.

Tubuh Melinda menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.

"Kamu menyukai ini?", bisik Asti sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Melinda.

"Ohh.. Assttiihh..", jerit Melinda ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Asti dengan liar menyusuri belahan memeknya.

"Ohh Asti.. Enakkhh", desah Melinda waktu lidah Asti menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.

"Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!", jerit Melinda sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Asti ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.

Asti tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Melinda.

"Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..", bisik Melinda sambil sesekali mengecup bibir Asti.

Ketika Melinda dan Asti saling lumat bibir, terasa oleh Melinda ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.

"Sayang, kamu layani si Ferdy..", Ardi menyuruh dan menarik tubuh Asti dari atas tubuh Melinda.

"Kamu menyukai permainan istriku, Melinda?", kata Ardi yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Melinda serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Melinda.

"Jangaann!! ", teriak Melinda sambil meronta menjauhkan wajah Ardi dari buah dadanya.

Tapi Ardi dengan cepat memegang kedua tangan Melinda, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Melinda.

"Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..", rintih Melinda diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Ardi bisa memberikan rasa itu.

Apalagi ketika penis Ardi yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Ardi turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Melinda kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.

"Jangannhh..!", jerit lirih Melinda ketika Ardi mulai mengarahkan penisnya ke lubang memeknya.

Asti yang sedang asyik disetubuhi Ferdy sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang penis Ardi agar tidak menyetubuhi Melinda.

"Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Ferdy sana!", kata Ardi agak keras sambil mendorong tubuh Asti.

"Sudahlah, Asti.. Sini!", kata Ferdy sambil menarik dan merebahkan tubuh Asti di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.

"Ohh..!", terdengar desah Melinda ketika penis Ardi masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Ardi menggenjotnya.

"Jangan, Ardiii.. Lepaskan aku!", jerit lirih Melinda di sela rasa sakit dan nikmat ketika penis Ardi keluar masuk memeknya.

"Fuck you, bitch!", kata Ardi sambil mengangkat satu kaki Melinda dan di tahan oleh pundaknya.

"Ohh.. Memekmu nikmat, Melinda..", kata Ardi sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.

"Ohh.. Mmhh..", desah Melinda sambil terpejam.

Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.

"Bagaimana rasanya, sayang..", terdengar suara Asti di samping Melinda ketika Asti mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.

"Kamu nikmati saja malam ini, Melinda.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..", Ferdy menyela sambil mengenjot memek Asti dalam posisi menungging.

"Mmhh.. Sshh.. Ohh", Melinda hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Ardi dengan ganas mengeluar-masukkan penis ke memeknya.

"Ooww.. Ohh..!", terdengar suara Melinda menjerit sambil memegang tangan Ardi dengan kencang.

Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke penis Ardi dan menggoyangnya dengan cepat.

"Serr! Serr! Serr!", kembali memek Melinda mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.

"Ohh.. Fuck you! Fuck you!", kata Ardi sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.

"Crott! Croott! Crott!", air mani Ardi menyembur banyak di dalam memek Melinda.

"Oohh..!!", desah Ardi sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Melinda.

Melinda hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Melinda adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Asti dan Ferdy yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Asti sendiri. Mata Melinda sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Melinda yang membuat memeknya berdenyut-denyut hingga Melinda tertidur.

Melinda tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.

"Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam", kata petugas kebersihan tersebut.

"Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..", kata Melinda sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.

Setelah petugas itu keluar, Melinda hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Melinda sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..

Melinda memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam. Ingin rasa hati Melinda menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Melinda untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2016, Dan Lain-lain.

Read more

Cerita Sex Affair Yang Menghanyutkanku

Cerita Sex Affair Yang Menghanyutkanku


Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Affair Yang Menghanyutkanku - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017


Malam ini aku ingin menceritakan pengalaman aku beberapa waktu yang lalu dan mungkin menarik bagi yang ingin membacanya. Suasana malam ini begitu sunyi di ruang tidur ini dan kebetulan suami malam ini sedang tidak berada di sini karena dinas ke luar. Mungkin suasana malam ini begitu mirip dengan suasana yang akan kuceritakan itu. Sepi dan tidak bisa tidur, ingin ada seseorang yang menemaniku di sini malam ini, ada perasaan hati yang membuatku tidak tenang, mungkin memang sedang dalam hari-hari yang sangat menginginkan sex. Sedikit sedikit membuat aku terangsang. Seperti beberapa saat tadi, sehabis berenang di kolam renang yang sepi dan hanya di terangi dengan lampu kolam yang berada di tengah bangunan rumah, aku mandi. Entah bagaimana ketika menyabuni diri, berkali kali tanganku menyabuni kedua payudara dan lama kelamaan aku mulai menekan nekan payudara dan terasa begitu sensitif putingku ketika tersentuh oleh tangan. Tapi segera aku menyudahi kelakuan tanganku itu.

Beberapa waktu lalu perusahaanku mendapat undangan seminar luar kota. Setelah melihat tanggal dan waktu yang memungkinkan, kami dari perusahaan sebanyak empat orang akan menghadirinya. Dari management perusahaan 2 orang termasuk aku dan 2 orang lagi staff biasa yang ada kaitannya dengan seminar tersebut, salah satunya bernama Dodi.

Ratna
Mengenai Dodi, aku sudah pernah menceritakan tentang dia sebelumnya. Masih muda, anaknya termasuk yang berbakat, pintar dan satu hal yang khusus tentang hubungan dia denganku adalah selain sebagai staffku, dia pernah tidur denganku. Sejak kejadian di apartementnya, hubunganku dengan dia biasa-biasa saja dan tidak ada yang khusus. Itu pun mungkin aku memang berusaha membuat keadaan seperti itu dan pernah mengatakan ke dia bahwa pengalamannya denganku itu dibawa ke hati atau jangan dengan perasaan. Anggap saja itu suatu kebetulan.

Ketika Dodi kupilih untuk ikut dalam seminar itu pun bukan karena ada unsur pribadi, hanya saja kebetulan dia adalah staff yang ada hubungannya dengan seminar nanti. Seminar tersebut hanya 2 hari, dimulai hari kamis dan sampai jumat sore. Aku sudah minta sekretaris untuk booking hotel untuk dua malam. Ketika Dodi tahu dia terpilih untuk mengikuti seminar, dia segera menemuiku di ruang kerjaku dan mengucapkan terima kasih, tapi segera kuingatkan dia bahwa ini bukan untuk jalan-jalan tapi kerjaan. Maklum staff muda, kadang-kadang dinas ke luar kota suka lupa akan tugas pokoknya dan lebih banyak mainnya.



Kami berangkat hari rabu malam. Aku sendiri berangkat langsung dari kantor. Dua staffku termasuk Dodi juga berangkat bersamaku dengan kendaraan yang sama. Pesawat berangkat sesuai jadwal dan sampai di kota tujuan juga sesuai jadwal. Kami melanjutkan perjalanan dari airport ke hotel kami dengan dua taksi. Aku naik terlebih dahulu dan rekanku naik ke taksi yang satunya, kemudian terlihat dua staffku saling ragu yang satu mau ikut siapa. Segera kupanggil Dodi untuk ikut denganku. Seperti anak kecil yang sudah dari tadi berharap, begitu masuk dan duduk di sebelahku, dia tersenyum senyum. Kemudian aku tanyakan kenapa tersenyum senyum, dia menghindar untuk menjawab pertanyaanku.

Sampai di hotel aku segera check-in dan malam itu aku segera tidur, mungkin karena sudah lelah. Belakangan aku tahu bahwa rekanku dan dua staffku setelah check-in mereka masih sempat jalan-jalan keluar, mungkin karena letak hotel kami di pusat perbelanjaan, sehingga suasana di jalan masih cukup ramai.

Esok harinya aku bangun cukup pagi dan setelah mandi dan bersiap, segera aku turun ke loby hotel untuk sarapan di coffee shop di hotel itu. Suasana coffee shop pagi itu begitu ramai dan susah mendapat tempat duduk yang kosong. Ketika sedang melihat-lihat meja yang kosong kemudian aku melihat staffku Dodi sedang duduk di salah satu meja yang untuk dua orang tapi sepertinya dia sendirian dan sedang menunggu pesanan datang. Aku hampiri mejanya dan menegurnya. Dia agak kaget karena sepertinya sedang melamun memandang ke luar jendela. Segera kuledek dia karena melamun, dia agak kikuk karena tidak menyangka ada aku berada di sana. Segera kutanya apakah kursi yang berhadapan dengan dia itu kosong. Dia segera mempersilahkan aku duduk dengan senyumnya yang khas.



Tidak lama setelah duduk, pelayan restoran menghampiriku dan menanyakan pesanan, karena masih sedang melihat menu yang ada di meja, aku minta dibawakan coffee dulu saja. Kemudian aku meneruskan melihat-lihat menu sambil menanyakan Dodi apakah yang dia pesan. Ketika itu aku sadar bahwa dia sedang memperhatikan aku dengan mencuri curi pandangannya. Aku tahu kemana matanya memandang, mungkin karena aku memakai blus yang silangan baju yang di dada agak rendah dan blus nya juga sedikit agak tipis sehingga bra yang aku pakai tampak sedikit terlihat terbayang bayang.

Karena aku sudah mengenal benar dia, jadi aku sendiri tidak terlalu resmi berbicara dengan dia. Selagi menunggu sarapan pagi, aku menanyakan ini itu tentang dia, sampai juga soal pacarnya. Dia bilang pacarnya baik-baik saja dan katanya ingin dibelikan oleh-oleh alat kosmetik dan beberapa set pakaian dalam dan dia sendiri mengeluh agak bingung bagaimana memilihnya. Aku katakan biar nanti belanjanya sama sama aku saja. Dia sepertinya senang dengan tawaranaku.

Sejak kejadian di apartementnya itu memang aku selalu bersikap biasa-biasa saja agar dia sendiri tidak jadi bingung, dan berusaha tidak berbicara yang sifatnya menjurus ke arah sana, begitu juga ketika kami sarapan pagi itu. Selalu aku menunjukkan sikap ke dia bahwa apa yang kami lakukan di apartementnya itu adalah hanya hubungan badan dan jangan ada perasaan dibawa masuk kedalamnya. Karena aku tahu kalau aku tidak bersikap demikian, walaupun sedikit dia akan mengharapkanku terus dan tidak mau melupakannya, ini akan kurang baik nantinya untuk hubungan kami, apalagi dia memiliki pacar dan bisa mengganggu hubungan mereka dan aku tidak mau yang demikian.

Selesai sarapan kami menuju ruang seminar yang diadakan di hotel yang sama juga. Dodi kusuruh menuju ruangan itu dahulu, karena tidak enak dilihat rekan kerja dan staffku yang lainnya kalau kami datang berduaan.

Seminar baru selesai jam empat sore, cukup capek juga seharian mendengarkan orang bicara. Sebelum keluar ruangan, aku menghampiri Dodi dan dengan sedikit berbisik aku mengajak dia untuk menemaniku belanja. Ternyata dia dengan senang hati mau menemaniku. Tapi kuminta dia menunggu dulu sebentar karena aku mau membahas sebentar masalah kerjaan dengan rekanku di coffee shop. Dia setuju dan katanya dia mau menunggu di kamar hotelnya saja. Aku setuju dan akan menghubunginya apabila sudah selesai karena aku juga mau kembali ke kamar dulu untuk mandi.

Sekitar satu setengah jam kemudian aku turun ke loby hotel dan bertemu dengan Dodi. Mungkin karena sudah lama tidak terlalu banyak bicara denganku selama ini di kantor sehingga pagi hari dia sedikit agak kaku, tapi sore itu dia sepertinya sudah mulai terbiasa dan terlihat santai bahkan dia sempat mengatakan aku berpakaian seperti abg dengan berkelakar. Memang sore itu aku perpakaian agak santai, memakai celana jeans panjang yang pas di pinggul dan atasannya baju kaos yang pas di badan dengan kancing di depan. Memang belahan dadanya agak rendah dan bawahnya pendek sebatas puser modelnya.



Cukup lama juga aku berbelanja ke sana sini, keluar masuk departement store seperti umumnya wanita kalau belanja, sepertinya Dodi agak kecapaian juga menemaniku. Ketika masuk ke salah satu departement store dan di bagian pakaian wanita khususnya pakaian dalam aku mencari beberapa yang bagus untukku dan anak anak. Ketika memilih-milih aku teringat tentang pacarnya Dodi yang katanya ingin dibelikan baju dalam. Aku lihat Dodi malu untuk mendekat ke bagian pakaian dalam wanita, karena hanya wanita saja yang ada di sana. Segera aku menghampirinya dan lengannya kutarik agar dia ikut bersamaku ke bagian celana dalam dan bra. Kemudian aku tanya ukurannya, ternyata dia lupa mencatat ukurannya, kemudian aku tanya apakah pacarnya berukuran seperti aku. Dodi hanya senyum-senyum dan mengatakan kira-kira sama denganku sambil dia melihat dadaku. Terus aku pertegas lagi supaya jangan kira-kira, nanti takut salah ukuran. Sedikit agak nakal, Dodi aku isengi sambil berbisik ke telinganya,

“Kamu kan pernah mengukurnya dengan tangan kamu, gimana sama tidak dengan aku?”.

Dia terlihat malu, mukanya menjadi merah dan mengangguk-angguk menandakan sama. Akhirnya aku pilihkan dua set bra dan celana dalam buat pacarnya sambil kukatakan biar aku saja yang membayarnya, tapi bilang ke pacarnya bahwa dia yang beli, sehingga uangnya dia bisa untuk beli yang lain. Dia senang sekali mendengar itu sambil berkali-kali mengucapkan terimakasih. Mungkin karena begitu senangnya, dia menawarkan diri untuk membawa semua tas belanjaanku, padahal lumayan banyak juga.

Sebelum pulang ke hotel kami makan malam dahulu di fast food dekat situ. Dodi membawakan tas belanjaanku sampai ke kamar. Ketika masuk kamar, dia sempat melirik ke tempat tidur karena ada sesuatu yang menarik perhatian dia. Aku sadar ketika juga menolehnya. Beberapa bra dan celana dalam tergeletak di atas tempat tidur, aku lupa menyimpan ke koper lagi ketika selesai memilih milih untuk dipakai tadi sore. Segera kuambil dan kumasukkan ke laci, Dodi ketika itu berpura-pura sedang sibuk menaruh tas belanjaan, aku tahu dia melihatnya tapi mungkin tidak enak denganku.

Dodi aku tawari minum dahulu di kamar, dan dia mengambil sendiri dari kulkas dan duduk di kursi. Sementara itu aku sibuk membuka-buka tas belanjaan, ketika itu aku merasa dan melihat dari sudut mata bahwa Dodi memandangiku, tidak melihat ke acara tv. Mendadak dia memanggil namaku dengan agak ragu. Kemudian aku menoleh ke arahnya dan menanyakan ada apa, tapi kemudian dia membatalkan untuk berbicara dengan mengatakan tidak ada apa-apa, tidak jadi bicara. Ketika itu memang wajahnya cukup lucu bagiku, terlihat seperti ingin mengucapkan sesuatu tapi tidak berani. Aku segera tahu, dia ingin membicarakan masalah pribadi terutama hubungan dia dan aku, tapi aku sengaja bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Selesai minum Dodi segera minta izin untuk kembali ke kamar hotelnya dan kuucapkan selamat tidur dan sampai besok pagi. Aku mengajaknya sarapan pagi bersama-sama seperti pagi hari itu. Setelah itu aku segera mandi walaupun tadi sore sudah mandi. Terasa badan lengket berkeringat. Selesai mandi dan mengeringkan badan, aku mencoba beberapa pakaian yang baru saja kubeli termasuk beberapa set bra dan celana dalam. Senang juga mendapatkan pakaian yang aku senangi modelnya. Set bra dan celana dalamnya juga bagus bagus dan beberapa terkesan seksi. Terakhir aku mencoba celana dalam warna putih yang cukup manis bentuknya dan lucu. Bagian depannya berbentuk segi tiga yang benar pas denganku. Tidak memakai karet, tapi memakai tali kain tipis yang bersimput di kiri kanan pinggul, jadi cukup melepas dan mengikat simpulnya saja ketika mau mengenakan atau melepasnya. Karena malas membuka koper lagi, aku langsung tidur pakai itu saja, selain adem juga terasa nyaman untuk dipakai. Malam itu aku memang tidur hanya mengenakan celana itu saja.

Entah kenapa malam itu aku susah tidur. Aku berusaha memejamkan mata tapi tidak bisa tidur juga. Badan terasa panas, padahal ac sudah cukup dingin dan aku tidur hanya mengenakan celana dalam saja. Mungkin refleks atau bagaimana, tidak sadar aku merasa enak dengan menekan-nekan payudara dan setiap jari dan telapak tangan menyentuh puting, terasa menjadi terangsang sendiri dan terasa agak ngilu ujung putingnya. Aku perhatikan jadi malu sendiri, puting jadi tegak seperti sehabis di cium saja. Tapi aku terus meremas-remas payudara sengaja sampai aku puas supaya bisa tidur.

Mata kupejamkan terus. Mendadak dalam benakku terbayang muka staffku Dodi, dan terbayang kejadian ketika di apartementnya. Segera aku berhenti meremas payudara dan membuka mata. Heran sendiri mengapa jadi wajah si Dodi yang terbayang. Aku jadi senyum sendiri, mungkin karena kebanyakan bersama dia hari ini sehingga timbul wajahnya di angan-angan. Aku segera bangun dari tempat tidur dan mencoba untuk sedikit minum minuman yang tersedia di mini bar di ruangan itu. Sambil mencicipi minuman sedikit-sedikit, aku berdiri di depan jendela kamar dan memandang pemandangan malam yang penuh dengan lampu gemerlapan. Kadang-kadang aku melihat dari pantulan jendela diriku yang sedang berdiri dengan hanya memakai celana dalam. Aku merasa ingin suami malam itu ada di sisiku, tentu akan menjadi malam yang menyenangkan kalau dia ada di sisi aku.



Ratna
Entah bagaimana seakan hanya menuruti kehendak hati, tanganku mengambil telpon dan menghubungi kamar Dodi. Segera ada yang mengangkat disana, suara Dodi. Sebelumnya aku minta maaf dan menanyakan apakah dia sudah tidur dan mengganggu dia atau tidak. Ternyata dia belum tidur dan segera menanyakan padaku apakah ada sesuatu masalah. Mungkin dari suaraku dia bisa mengetahui itu, tapi aku sendiri sudah lupa waktu itu apa yang kukatakan. Singkatnya waktu itu aku tawarkan untuk ngobrol-ngobrol di kamar karena aku belum mau tidur. Dodi dengan senang hati mau menemaniku untuk ngobrol di tempatku.

Setelah telepon pun aku masih terus memandangi pemandangan malam dan sempat melamun juga. Tidak sadar tiba-tiba kamar diketuk dan aku mengintipnya dari lobang pengintip yg ada di pintu. Ternyata Dodi sudah di depan pintu. Segera kuminta dia menunggu sebentar karena aku mau berpakaian dulu. Dengan cepat saja aku mengambil kemeja dan rok yang ada di lemari baju dekat pintu masuk. Karena terburu-buru memakainya, terkesan sedikit kacau, tapi sempat membetulkan rambut dulu sebentar. Pintu pun segera kubuka dan kusuruh dia masuk. Dia begitu rapih penampilannya. Kemudian aku komentari, mau ngobrol saja kok rapih sekali. Dia hanya tersenyum dan mengatakan takut kalau nanti diajak jalan ke luar.

Segera aku membuat dua minuman, karena tidak ada apa-apa, jadi hanya whisky on the rock saja. Dia menanyakan lagi apakah ada sesuatu, aku hanya ingin ngobrol saja menjawab pertanyaannya. Banyak juga obrolan kami dari yang serius sampai yang bercandaan. Ada juga bercanda yang agak nyerempet-nyerempet. Ketika dia berbicara kadang-kadang matanya tidak memandangku, awalnya aku pikir dia malu menatap mataku tapi kemudian aku memahaminya ketika aku akan menambah minumannya, aku melihat penampilanku di depan kaca. Aku hanya memakai kemeja yang kebetulan warnanya putih dan agak tipis dan tidak memakai bra, sehingga sedikit berbayang kedua payudaraku dan juga mungkin karena aku memakai rok mini, dan ketika duduk agak sedikit tertarik ke atas karena sofa yang kami duduki agak rendah, apalagi kalau sedang menyilangkan kaki.

Waktu itu aku sudah tidak menghiraukannya, apalagi itu hanya sedikit berbayang saja. Tapi anehnya setelah aku tahu itu, ketika sudah duduk kembali berhadap-hadapan, kalau ujung payudara menyentuh bajuku terasa ngilu dan terasa payudara kencang dengan rasa sedikit sakit yang agak sulit aku ungkapkan. Hati ini seperti ada perasaan sedang terhipnotis, semakin membiarkan lebih banyak dia memandang tubuhku. Dodi pun sepertinya semakin tidak tenang duduknya.

Segera aku merubah topik pembicaraan sambil berdiri dan pindah duduk di ujung tempat tidur agar tidak memandang langsung Dodi. Sudah dari tadi memang kakiku terasa agak pegal, mungkin karena kebanyakan jalan, terutama bagian betis dan telapak kaki. Aku meneruskan perbincangan sambil tangan memijat-mijat betis. Aku juga sempat tanyakan Dodi apakah dia juga pegal kakinya, dan ternyata dia juga sama denganku merasa pegal juga kakinya. Sambil tertawa aku minta maaf sudah mengajak jalan kesana kemari. Malam semakin larut tapi pembicaraan kami semakin mengasyikkan sehingga semakin tidak ngantuk saja.

Entah ide dari mana aku minta Dodi memijat betisku. Segera saja dia menghampiriku tergesa-gesa seakan takut kehabisan sesuatu. Tapi kemudian kusuruh dia menarik kursinya mendekat ke aku agar dia bisa memijit betisku sambil duduk saja. Dodi menuruti saja apa kataku. Kemudian kami meneruskan pembicaraan sambil Dodi memijat-mijat betisku. Enak juga dia memijatnya, tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lembut. Telapak kaki aku letakkan di busa kursi tempat Dodi duduk diantara kedua pahanya tapi tidak sampai menyentuh dia, dan dia pun terus memijat pahaku sambil matanya tetap memandang wajahku. Sesekali dia melirik kearah betisku yang sedang dipijitnya dan mungkin juga sambil melihat pahaku. Kalau kupikir sekarang mungkin saja pahaku mudah dia lihat sampai ke tempat yang paling dalam, karena kepala dia hampir sejajar dengan pahaku. Ujung tempat tidur yang kududuki posisinya lebih tinggi dari pada kursi yang Dodi duduki.

Mungkin karena suasana yang begitu mengasyikkan, aku pun tidak sadar menikmati pijitan dia dan lama kelamaan sentuhan telapak tangannya membuatku terlena. Begitu asyiknya bicara dan menikmati pijatan tangan Dodi, tidak sadar tangannya sudah bergerak perlahan-lahan keatas menuju paha dan tentu saja itu dengan kesadaran dia. Aku juga secara refleks mungkin tidak sadar sedikit demi sedikit semakin merengganggkan kedua pahaku. Seperti air yang mengalir tanpa bisa di bendung, aku semakin menikmati sentuhan tangannya yang mulai memijiti paha. Ketika sadar aku sudah begitu terlena dan membiarkan tangannya memijat dan meraba pahaku, dan kemudian aku berhenti bicara dan memejamkan mata dan mengatakan enak sekali pijitan dia dan terus terdiam menikmati itu.

Dengan sengaja Dodi mendekatkan telapak kakiku ke selangkangannya dan sampai menyentuh celananya, terasa ada sesuatu yang keras di balik celananya. Aku semakin tidak peduli dan ingin terus menikmati keadaan itu. Tangannya semakin naik ke atas sampai mendekati pangkal paha. Ketika mencapai pangkal paha, mungkin bukan rasa nikmatnya pijitan dia yang terasa tapi aku merasa terangsang dengan sentuhan telapak tangannya. Seakan Dodi mulai mengendalikanku.

Tangannya tidak berhenti sampai di pangkal paha saja, terasa salah satu jarinya menyentuh celana dalam dan aku tetap membiarkannya. Dodi semakin berani karena aku membiarkannya. Salah satu jarinya menyelinap dari tepi celana dalam yang tepat menutup vagina bagian luar. Terasa sedikit ujung jarinya menyentuh clitoris dan bergerak di sekitarnya. Aku sempat refleks menarik nafas karena sentuhan jarinya itu. Tapi kemudian dia menarik jarinya dan mengatakan sesuatu yang begitu membuatku semakin terangsang. Aku membuka mata dan tanpa kusadari kepalanya sudah dekat sekali dengan dengan lututku dan seakan mau menyelinapkan mukanya diantara kedua pahaku.

Dia memandang mukaku sambil menunjukkan jarinya yang tadi memainkan clitorisku. Jarinya basah berkilauan dilapisi cairan dari dalam vaginaku, lalu dia mengatakan,

Nonton video bok3p igo / indo ringan di indoasoy.com

“Mbak… sudah basah sekali”.

Tentu saja kata-katanya membuatku semakin terangsang, terasa dari dalam vagina mendadak seperti sesuatu mengalir dengan banyak ke luar. Apalagi setelah itu dia menjilati jarinya yang penuh dengan cairanku.

Seperti sudah refleks, tanganku segera menggenggam kepala dan rambutnya dan membiarkan wajahnya membenamkan diri ke selangkanganku. Sudah tidak ingat lagi bagaimana urutannya tapi bersamaan dengan itu kedua tangannya menyelinap dalam kedalam rok yang kupakai dan menggenggam kedua pinggulku dan meraba raba tali simpul celana dalam dan dengan pintarnya dia melepas simpul itu. Setelah itu aku agak kurang ingat lagi karena begitu terangsang dan menikmati kelakuan Dodi. Begitu terkesan, yang aku ingat dia menjilati clitoris dengan lidahnya. Entah aku tidak sadar lagi apakah aku mengeluarkan suara atau tidak saat itu.

Dodi sudah semakin pintar dibanding dengan dulu ketika di apartementnya. Gerakan lidahnya begitu lincah dan tidak hanya memainkan clitoris saja tapi masuk ke dalam vagina. Walaupun tidak dalam, tapi sudah membuat aku terangsang sekali. Seperti ada sesuatu yang bergerak-gerak di dalam vagina dan juga terdengar suara dia menjilati vagina seperti seorang sedang mencicipi minuman panas. Tidak ingat lagi berapa lama dia terus menjilati vaginaku, seakan tidak ingin dia berhenti menjilati. Aku baru bisa sadar kembali ketika dia berhenti menjilati vagina dan berpindah menciumi pahaku. Kemudian aku mencoba untuk membalas dia dengan minta dia berdiri dan membuka bajunya. Kancing celananya kubuka dan risletingnya diturunkan. Bersama dengan celana dalamnya, celananya aku turunkan sampai ke bawah.

Terlihat dengan jelas penisnya yang sedikit berukuran besar itu sudah begitu kencang. Segera kubalas dengan menciumi penisnya itu. Sepertinya dia juga sudah begitu terangsang, terasa ketika ujung penisnya kumainkan dengan ujung lidah dan bibir, sedikit sedikit keluar cairan dari belahan yang ada di kepala penis. Apalagi ketika agak kutekan dengan ujung lidah bagian belahan itu. Kebanyakan pria tidak tahan menikmatinya ketika belahan itu ditekan dengan ujung lidah. Terdengar berkali-kali dia memanggil-manggil namaku karena nikmatnya. Aku bisa merasakan dengan mulutku memang ukurannya termasuk yang besar. Tapi aku tidak terlalu lama melakukan oral terhadap Dodi, takut dia tidak bisa menahan diri, dan aku tidak ingin segera berakhir. Segera aku menjauh dari penisnya dan merebahkan diri di tempat tidur.

Dodi segera menyusul merebahkan diri di atasku dengan sedikit tergesa-gesa. Tapi kemudian aku berbisik ke dia supaya perlahan-lahan jangan tergesa-gesa dan aku minta dia membukakan bajuku. Dodi dengan cepat melepas seluruh kancing bajuku dan membukanya lebar-lebar. Belum sempat semua terlepas dariku, dia sudah mulai menciumi payudara dan putingku. Tangan yang satu meremas-remas payudara. Melihat begitu energiknya dia, aku semakin terangsang. Aku biarkan dia memainkan kedua payudaraku dan sementara itu aku berusaha melepas rok sendiri dan perlahan-lahan baju juga bisa terlepas semua. Lama juga dia memainkan kedua payudaraku dengan mulut dan jari-jarinya, terlihat begitu mahir dia, tidak seperti permainan dia dulu ketika di apartementnya.

Aku berusaha membenarkan posisiku agar dia mudah masuk dengan melebarkan kaki. Beberapa kali terasa ujung penisnya menyentuh vagina bagian luar dan clitoris, tapi belum juga dia menekan dan meneruskannya untuk masuk. Setiap siap untuk masuk, dia menggeser badannya sehingga penisnya bergeser. Aku sudah tidak sabar lagi menunggunya dan mengatakan itu kepada Dodi, Dia kemudian berbisik di telingaku dan mengatakan dia tidak bawa kondom. Rupanya dia ragu untuk memasuki vaginaku. Sebenarnya di dompetku ada kondom yang selalu aku selipkan di situ, tapi ketika itu aku sudah tidak ingin bergerak kemana-mana lagi, tidak ingin terputus yang sedang aku rasakan ketika itu.

Penisnya kupegang dan ujungnya sengaja kutempelkan di mulut vagina sambil kukatakan nanti keluarkan di luar saja. Setelah itu seperti sudah tidak sabar dari tadi, dia mendorong badannya dengan cepat dan terasa penisnya masuk kedalam vaginaku. Sulit aku ungkapkan dalam tulisan rasa yang kurasakan ketika penis Dodi masuk kedalam vaginaku, begitu nikmat dan terasa masuk sampai kedalam sekali. Tapi setelah itu gerakan pinggulnya begitu berirama dan seperti sudah bisa mengontrol diri, aku pun menikmati gerakan pinggulnya dan bisa mengikuti iramanya dengan menggerakan pinggulku juga. Entah berapa kali dia mengucapkan pujian dan kata-kata yang membuatku terangsang selama gerakan itu. Tidak seperti ketika di apartementnya, kali ini aku biarkan dia yang bergerak dan berinisiatif dengan fantasinya. Aku juga sempat memuji dia bahwa dia sudah begitu pintar permainannya. Tapi sepertinya dia tetap tidak tahan kalau sering aku jepit penisnya ketika didalam vagina, dia mengatakan sendiri soal itu.

Fantasi sex Dodi juga sudah begitu pintar, tidak monoton. Dia berusaha juga sex dengan posisi sama-sama duduk, irama gerakan pinggulnya begitu indah sehingga pinggulku bisa mengikuti iramanya, ketika gerakan menekan, kami sama-sama menekan hingga terasa penisnya masuk begitu dalamnya kedalam vaginaku dan dia begitu pintar mengaturku. Tapi yang begitu terkesan bagiku ketika dia melakukan dengan gaya dari arah belakang. Dia mengatur aku untuk berpose seperti akan merangkak dan dia dari arah belakang memasuki vaginaku. Aku begitu menikmati dengan gerakannya ini dan sebenarnya aku juga menyenangi sex model ini selain pose duduk diatas pria. Biasanya suami dengan pose dari belakang ini tidak bisa terlalu lama. Suami sendiri yang mengatakan bahwa dia tidak tahan dengan gaya dari belakang, menurutnya penisnya begitu terangsang karena menyentuh bagian vagina yang menurut dia begitu membuat dia bisa cepat mencapai klimaksnya.

Sudah tidak ingat lagi berapa lama kami melakukan sex waktu itu, tapi sebelum aku sampai mendekati klimaks, Dodi sepertinya sudah tidak bisa lama lagi. Kami kembali dalam pose normal dan Dodi semakin kencang gerakannya. Dia mendekat ke aku dan berbisik bahwa sudah tidak kuat lagi dan akan mencapai klimaks. Tapi aku minta dia tetap berada di dalamku. Aku minta dia menyelesaikannya di dalamku, dan tidak lama setelah itu Dodi mencapai klimaks dan terasa dari penisnya keluar cairan yang menekan kedalam vaginaku, dan aku membantunya dengan menjepit berkali-kali penisnya ketika ejakulasi. Aku juga merasakan kenikmatan saat dia mencapai klimaks walaupun aku belum mencapai orgasme.

Setelah itu aku kurang begitu ingat lagi, tapi yang jelas aku merasakan badan begitu lemas dan tidak kuat lagi untuk membuka mata. Hanya saja sebelum tertidur terasa Dodi menyelimutiku sambil berbisik mengucapkan sesuatu yang sudah tidak aku ingat lagi waktu itu dan mencium pipiku, lalu ketika dia mau bangun dari tempat tidur dan akan ke kamar kecil, aku pegang tangannya sambil minta supaya pagi hari saja dia kembali ke kamarnya. Setelah itu aku tertidur.

Entah jam berapa aku terbangun dan hanya lampu tidur saja satu menyala dan terlihat diluar sana masih gelap, korden hotel terbuka sejak malam hari. Aku belum mengenakan apa-apa. Setelah selesai permainan sex dengan Dodi, aku tertidur. Segera aku menoleh tempat tidur sebelahku yang terpisah dengan tempat tidurku oleh meja lampu. Terlihat Dodi sedang tertidur nyenyak. Aku segera menuju kamar mandi. Setelah bersih-bersih aku segera kembali ke tempat tidur, tapi tidak segera tidur, sempat duduk di tepi tempat tidur dan memandangi Dodi yang sedang nyenyak tidur. Tidak lama entah kenapa aku pindah duduk di tepi tempat tidur dimana Dodi tidur. Aku sebenarnya mengharapkan dia terbangun ketika aku duduk di tepi tempat tidur dia, tapi dia sepertinya dia tidur dengan lelapnya.

Ada sesuatu perasaan yang masih terasa di hati ini dan begitu penasaran. Pelan-pelan dan dengan hati-hati selimut Dodi kubuka sedikit, dadanya terlihat. Kemudian semakin besar selimut yang kubuka sampai semuanya terbuka. Dodi tidur tidak mengenakan apa-apa. Mataku segera memandang kearah penis Dodi. Perlahan-lahan penisnya kusentuh dengan tangan. Dia tidak bereaksi apa-apa. Kemudian kudekati penisnya dan kucoba cium sedikit. Tapi seperti orang keterusan makan, perlahan-lahan penisnya kujilat dan coba untuk kumasukkan ke mulut dan beberapa kali aku gerakkan keluar masuk. Dia sedikit bergerak tapi kembali tenang.

Terasa penisnya membesar di dalam mulutku dan menjadi kencang. Perlahan-lahan aku menaiki tempat tidur Dodi dan coba berlutut dan menaiki dia. Penisnya coba kutempelkan di mulut vagina, dan kucoba tekan supaya masuk ke vagina, tapi sepertinya susah. Setelah agak sedikit lama, aku juga mulai basah kembali dan baru terasa baru bisa memasukkan penis Dodi kedalam vaginaku. Terus kumasukkan sampai terasa menyentuh bagian yang paling dalam. Tentu saja ketika masuk pertama kali ini sangat enak rasanya. Perlahan-lahan mulai kugerakkan pinggulku, dan terasa nikmat sekali, terasa semakin banyak cairan yang keluar dan dengan mudah penis Dodi keluar masuk kedalam vaginaku. Tapi tidak lama setelah itu Dodi terbangun dan sambil memanggil namaku. Segera jariku menutup mulutnya dan aku berbisik di telinganya supaya dia diam saja.

Setelah itu kedua tangannya menggenggam kedua pinggulku. Kali ini aku ingin menikmati dia dari atas. Dia juga sedikit-sedikit menghela nafas. Tanpa henti-hentinya aku bergerak, dan kelihatannya Dodi kali ini bisa bertahan lebih lama. Mungkin karena tadi dia sudah sekali mencapai klimaks. Sulit kuungkapkan dengan kata-kata rasa yang aku rasakan ketika aku berada diatas Dodi itu, mungkin hanya bisa mengatakannya dengan kata nikmat saja. Apalagi Dodi juga sempat memainkan dan menggenggam payudaraku. Aku juga tidak ingat lagi bagaimana aku bersuara karena nikmatnya yang sedang kami lakukan, mungkin Dodi lebih mengetahuinya daripada aku. Sempat juga ketika aku mendekati puncaknya, Dodi mengatakan bahwa dia sudah tidak tahan lagi tapi aku katakan jangan selesai dulu karena aku juga ingin sampai orgasme dan gerakan sedikit aku kurangi.

Tapi sepertinya tidak bisa lebih lama lagi, tiba-tiba pinggulnya ikut bergerak begitu cepat dan kedua tangannya menggenggam bokongku dan mendorong menekan kearah dia sehingga terasa beberapa kali ujung penisnya menyentuh vaginaku yang paling dalam dan tidak lama kemudian terasa penisnya berdenyut dan mengeluarkan cairan. Aku semakin berkonsentrasi sampai akhirnya tidak lama setelah itu aku juga mencapai klimaks. Ketika itu sesaat aku tidak ingat apa apa lagi, seakan semuanya gelap dan seperti darah berkumpul semua di kepala dan begitu nikmat rasanya, sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Sampai sesaat kemudian aku sadar bahwa salah satu pundak Dodi sedikit luka karena kukuku menekan dia ketika diremas tanganku menahan nikmatnya orgasme. Aku minta maaf akan hal itu.

Setelah itu aku begitu lemas, lalu aku merebahkan badan di atas Dodi dan dia membiarkanku sampai tidak sadar aku tertidur. Aku membiarkan penisnya tetap berada di dalam vaginaku. Masih terasa kadang-kadang perlahan-lahan dia menggerakkan penisnya.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Bokep Indo, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2017, Cerita Mesum terbaru 2016, Cerita Dewasa Terbaru 2017, Dan Lain-lain.

Read more

Cerita Sex Akhirnya Aku Pasrah

Cerita Sex Akhirnya Aku Pasrah


Cerita Dewasa Terbaru 2017 - Cerita Sex Terbaru - Cerita Panas Terbaru - Cerita Mesum Terbaru - Foto Bugil Terbaru - Foto Cewek Hot Terbaru - Foto Mesum Terbaru - Cerita Sex Akhirnya Aku Pasrah - dan Seputar Dewasa Terbaru 2017


Saya sudah 14 tahun menjadi janda. Saya membesarkan ketiga anak-anak saya dengan tenaga saya sendiri. Saya harus harus pontang panting mencari nafkah agar anak-anak saya bisa terus sekolah. Setelah lima tahun saya sendiri, anak sulung saya Harda mulai bisa membantu saya di pasar dan dua adik perempuannya harus pula kerja keras di rumah, walau mereka masih kecil. Saya bangga pada anak sulung saya yang mau membantu saya di pasar berjualan. Dia mau bekerja keras mengangkati barang-barang pelanggan, seperti beras selalu dia pikul seberat 20kg.

Nilai raportnya di sekolah cukup bagus dan kami senang padanya. Saya kira dia adalah seorang anak yang sangat berbakti kepada ibunya yang sudah janda. Ketika ayahnya meninggal dunia dia masih kelas 5 SD dan adiknya yang kecil belum sekolah. Saya dan ketiga anak-anak saya selalu tidur sekamar. Terkadang saya membutuhkan Harda untuk mengambil air panas, untuk menyeduh susu anak bungsu saya. Harda selalu saja kurang tidur. Jika hujan, saya selalu mengeloni Harda untuk melepas rindu saya pada bapaknya yang mriip sekali dengan wajahnya.

Saya menolak setiap tawaran laki-laki yang mau menikahi saya. Terlebih jika laki-laki itu tidak jelas, mau hidup menumpang pula dalam kehidupan saya yang yang saya anggap sudah susah, sementara mereka menganggap saya orang mampu karena memiliki dua kios peninggalan suami saya yang saya usahai dengan gigih.

Harda memang suka kolokan. Malam-malam dia suka membuka baju saya dan menyusu. Bila saya larang, dia selalu merengek. Dia tidak malu menyusu di depan adik-adiknya. Lima tahun, dia terus menyusu pada saya, walau sebenarnya air susu saya sudah tidak ada. Sampai kelas 3 SMP, dia tidak bisa tidur kalau dia tidak menyusu.



Yang terjadi pada saya, setiap kali di menyusu, terus terang saya selalu nafsu, karena usia saya juga masih produktif. Terkadang, jika saya butuh, saya malah sering menyodorkan tetek saya ke mulutnya, kemudian tangan saya meraba-raba klitoris saya. Sampai akhirnya saya tertidur pulas, setelah saya tiba pada puncak klimaks saya. Terkadang, Harda justru tertidur lebih dulu, sebelum saya tiba pada klimaks saya, lalu saya memaksanya untuk kembali mengisap tetek saya. Jika dia tidak mau, saya mengancam, kalau besok-besok saya tidak mengizinkannya menyusu lagi.

Lima tahun dia terus menerus menyusu, sampai dia kelas 1 SMA. Semakin lama, cara menyusunya semakin membuat saya benar-benar bernafsu. Dia selalu menyusu saat kami nonton TV, ketika adik-adiknya sudah tidur, atau kalau dia ingin menyusu, dia tinggalkan kamar tidurnya, lalu datang ke kamar kami dan langsung saja membuka baju saya dan terus menyusu. Setelah puas menyusu, dia kembali ke kamar tidurnya. Malam itu, 10 tahun lalu tidak demikian.

Kami nonton TV bareng, sampai pukul 00.30, karena ada acara yang menarik. Sambil menonton, saya menyodorkan tetek saya ke mulutnya, karena saya juga nafsu melihat adegan dalam film yang kami tonton dengan menggunakan antena parabola, dari Prancis. Mungkin sebuah kesalahan bagi saya, saya membiarkan tangan Harda menepis tangan saya, saat saya meraba klitoris saya. Tangan Hardalah yang menggantikan rabaan pada klitoris saya dan saya menikmatinya. Saya berada di awang-awang rasanya, karena tangannya mampu membuat saya terbang.

Saya pun sudah tidak duduk di sofa lagi, melainkan saya sudah duduk di lantai yang beralaskan karpet. Saat itu tanpa sadar, karena saya sudah demikian hampir tiba pada orgasme saya. Saya tak ingat lagi bagaimana kejadiannya, tiba-tiba penis Harda sudah masuk penuh kedalam memek saya. Saya mulai dipompanya dari atas dan saya melayaninya, sampai saya orgasme dan memeluiknya dengan kuat. Saat itu pula Harda melepaskan spermanya beberapa kali.

Lama kelamaan pelukan kami merenggang. Saat itulah saya sadar, kalau Harda masih berada di atas tubuh saya.

"Kenapa kamu perkosa Ibu? Kan aku ibu kandungmu?" kata saya setengah berteriak dalam bisik saya. Harda tak menjawab.

"Kenapa, Nak?" tanya saya lagi.

"Maafkan Harda Bu. Harda gak sengaja. Harda nafsu sekali. Sudah lama sekali Harda menginginkannya" katanya ketakutan.

"Tapi..." saya meneteskan air mata.

"Maafkan Harda Bu..."

Kami pun diam. Saya turunkan kain sarung saya untuk menutup kemaluan saya. Lalu saya mengambil celana dalam Harda dan memakaikannya. Saat saya memakaikannya, saya masih melihat kemaluannya masih basah berlendir.

Saya mematikan TV dan pergi meninggalkannya. Saya masuk ke kamar saya dan dan saya kunci dari dalam. Saya lihat kedua putri saya tertidur dengan pulas. Saya terus menangis, sampai kemudian saya tertidur pulas dan bangun kesiangan. Saya terbangun setelah Harda menggedor kamar saya, dan saya membuka pintu. Begitu saya membuka pintu, Harda memeluk saya dan memohon maaf atas kejadian tadi malam. Saya diam saja. Harda mengikuti saya kemana saja sampai mulut saya mengeluarkan kata-kata "Ya.. sudahlah".

Beberapa hari kami tidak saling tegur sapa. Sepulang dari sekolah dia langsung ke pasar membantu saya. Di pasar dia mengganti pakaiannya. Begitu dia datang, saya langsung menyiapkan makan siangnya, tanpa bicara apa-apa. Dia juga makan dalam diamnya dan bekerja dalam diamnya, karena dia sudah mengetahui apa yang harus dia lakukan sebagai tugas tugas rutinnya.



Setelah sepuluh hari, dia memasuki kamar saya dan membuka baju saya, lalu menyusu.-nonton bokep indo ringan > indoasoy.com- Duh... batin saya. Harda datang tepat waktu, saat saya demikian bernafsu malam itu. Tak bisa saya tolak perbuatannya, karena entah kenapa saya benar-benar sangat bernafsu.

"Jangan disini. Tunggu aku di kamarmu” bisik saya.

Harda langsung keluar kamar. Saya pastikan kedua putri saya tertidur pulas, saya pun mendatanginya ke kamar tidurnya. Langsung saya buka payudara saya untuk saya sodorkan ke mulutnya. Harda justru memeluk saya dan mencium bibir saya dan melumatnya. Saya refleks membalas lumatan bibirnya dan kami saling melumat, dan semuanya berlangsung demikian saja, dan saya sudah telanjang bulat.

Payudara saya menjadi sasarannya dan memek saya dielus-elusnya, sampai basah. Dan... saya merasakan memek saya sudah dipenuhi sebuah benda hangat. Kami saling berpelukan lalu kami saling jilat, saling gigit dan segalanya, hingga kami berdua tiba pada puncak kenikmatan kami. Lalu kami terkulai, sampai kami dibangunkan oleh adzan subuh. Kami bersiap-siap memakai pakaian kami dan saya segera kembali ke kamar saya.

Sebulan setelah itu, saya ternyata tidak haid. Saat saya periksakan, hasilnya menyatakan saya sudah hamil tiga minggu. Saya panik. Saya mendengar cerita-cerita teman-teman dipasar, sampai saya mengatakan ada tetangga saya yang hamil sudah tiga minggu, sementara suaminya sedang merantau. Bagaimana mengatasinya. Kasihan tetangga saya, ujar saya. Seorang teman mengajari saya, agar saya membawa sang tetangga ke sebuah ahli jejamuan. Katanya kalau belum lewat sebulan masih gampang di lunturkan. Nasihatnya saya turuti, Malam saya minum jamunya, besok siangnya saya haid selama empat hari.

Setelah saya laporkan pada teman saya bahwa nasihatnya itu manjur, teman saya di pasar menganjurkan agar tetangga yang saya ceritakan padanya memakai susuk KB pada seorang bidan yang dia kenal dan laki-laki selingkuhannya itu memakai kondom, jadi aman, sebab keduanya sudah saling menjaga.



Cerita Dewasa Sex Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG,Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Mahasiswa, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi, Cerita Dewasa Sex Threesome, Cerita Dewasa Sex Pembantu, Cerita Dewasa Sex Tante Girang, Cerita Dewasa Sex Salon++, Cerita Dewasa Sex Lesbi, Cerita Dewasa Sex Gay, Foto Hot ABG Terbaru, Foto Hot Model Terbaru, Foto Hot Mahasiswi Terbaru, Foto Hot Tante Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016, Cerita Mesum terbaru 2017, Cerita Dewasa Terbaru 2017, Dan Lain-lain.


Read more